Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2013

Tanpa Judul

            Malam kian pekat. Tapi Nahla, Oci, dan Rini masih sibuk tertawa cekikikan di ruangan sempit yang dikenal dengan nama kamar kost. Ketiganya sering melakukan hal semacam itu saat tidak ada kuliah pagi. Mereka menghabiskan malam dengan banyolan-banyolan yang terbilang belum layak untuk ditampilkan di OVJ, salah satu acara komedi yang menjadi acara favorit pemirsa belakangan ini. Atau sekedar menonton film romansa yang menguras air mata.             Awalnya mereka bertiga tinggal dalam satu kamar sebelum akhirnya Nahla mendapat kamar kosong di tempat kost yang sama.   Mereka tidak benar-benar berpisah. Hanya Nahla seorang yang pindah. Kamar berukuran tiga kali tiga meter memang terlalu sempit untuk dihuni oleh tiga orang sekaligus. Sementara Oci dan Rini masih berada di kamar yang sama. Oci sempat berniat untuk mencari tempat kost lain, berhubung kamar di tempat mereka sudah penuh. Tapi Rini menahan Oci. Ia mengaku tidak berani kalau harus tinggal sendiri. Rini memang le

Memori Daun Kelapa

Seberkas cahaya merayap masuk melalui ventilasi kamarku. Sedikit menyilaukan mata hingga membangunkanku. Kuregangkan seluruh tubuh dalam keadaan berbaring. Sepertinya cuaca di luar sangat cerah, berbanding lurus dengan suasana hatiku hari ini. Sayang sekali jika aku melewatkan hari seindah ini hanya untuk bermalas-malasan di balik selimut.             Aku bangkit dari tempat tidur. Kubuka daun jendela selebar mungkin. Kupenuhi oksigen pagi paru-paruku. Oh. Menyegarkan sekali. Ke mana-mana mata memandang yang tersaji hanyalah menu pemandangan laut yang terhampar luas. Menyenangkan sekali menempati rumah yang seolah-olah setiap hari berlibur. Baiti jannati , rumahku adalah surgaku. Tempat aku menata hari untuk masa depan. Sudah tiga tahun terkahir aku menghuni surga kecil ini.             Lari pagi di tepi pantai ditemani lembutnya hembusan angin pagi dan suara ombak sepertinya menjadi pilihan yang tepat mengisi hari libur. Tanpa pikir panjang, segera kulayangkan diriku ke sana.

Saat Siang Merampas Malam

          Sudah beberapa hari belakangan, bahkan beberapa minggu, malam terasa begitu pendek. Ingin sekali aku larut bersama malam sedikit lebih lama dari kemarin. Kurasa bukan malam yang terlalu pendek. Tapi siang yang terlalu lama menyita detikku, hingga menyita hariku. Kantung mata menggantung di siang hari. Benar-benar pemandangan yang sama sekali tidak bisa dikatakan indah. Tapi mau bagaimana lagi. Saat ini memang itulah yang harus dijalani. Ah. Jangan terlalu banyak berpikir untuk hidup. Bukankah hidup itu untuk dijalani?           Beberapa kawan melontarkan pertanyaan, gerangan apa yang membuat malammu terampas?. Aku bilang, kadang kita harus menjalani sesuatu yang membuat siang kita panjang. Dan yang tengah kujalani saat ini adalah sebuah investasi untuk waktu depanku. Aku bertemu banyak orang baik, orang cerdas, dan segala yang masuk dalam kategori positif. Mereka adalah Perisai. Tidak pernah terbersit sedikit pun sesal dalam benakku mengenal mereka. Karena mereka telah dan