Postingan

Menampilkan postingan dari 2013

Es Buah Danau

Terbebas dari ingar-bingar dan kebisingan suasana bazar di kafe menjadi hal yang paling melegakan saat sederet agenda tengah menunggu untuk dijamah. Alasannya, pertama, karena aku memang bukan orang yang terlalu suka dengan keramaian, itu akan membuat kepalaku sedikit pusing. Kedua, memang ada begitu banyak hal yang harus kulakukan dibanding harus duduk di kafe memelototi gelas es buah yang telah kosong berjam-jam yang lalu dan mendengar musik yang semakin malam semakin tak jelas. Aku memang bukan panitia di acara bazar penggalangan dana untuk try out SNMPTN 2014 junior di SMA, hanya saja ini bentuk keloyalitasanku sebagai alumnus smansa Polewali untuk hadir. Jadi, pulang lebih awal kurasa bukanlah menjadi masalah. Tibalah aku di kotak tiga kali tiga meter ini. Kembali mengingat kronologi menuju bazar. Well, let’s start . Salma, seorang kawan di jurusan yang sama denganku di pergururan tinggi memutuskan untuk berangkat bersama. Begitu juga Nahli dan Oki yang notabene menjadi k

Hujan

Langit tampak murka. Ia menumpahkan bulir-bulir bening bernama hujan dari awan yang sedari tadi kelam. Aku masih bergeming di tempat ini, di halte ini. Berlindung dari tajamnya seranganmu, hujan. Pikiranku seketika dibanjiri oleh hujan. Dulu aku teramat mencintai hujan. Saat hujan beradu dengan atap, nada-nada yang dihasilkannya sangatlah menenangkan dan terasa damai. Sesaat setelah hujan, maka aku bisa menghirup aroma tanah basah dan rumput basah yang bagai menghipnotisku. Banyak energi positif yang terhantar dalam tubuh ini saat cairan bening itu menjatuhkan diri. Entah apa yang membuatku merasakan hal itu. Yang kutahu, hujan seperti memberi magis. Aku banyak menyukaimu hujan, tapi itu dulu. Kini kau mulai menjelma menjadi sebuah ketakutan. Sesuatu yang tak lagi kudamba kedatangannya. Sesuatu yang membuatku bahkan banyak orang merasa kau akan membawa pedih. Aku tahu, ini bukan salahmu. Tentu kau tak tahu apa-apa. Kau hanya diutus untuk turun membasahi jagad raya ini dengan m

Hemat Tisue

Menjadi pribadi yang bersih dan jauh dari kuman merupakan impian semua orang. Berbagai hal pun dilakukan untuk bisa mewujudkannya. Termasuk dalam merawat kebersihan kulit. Banyak di antara kita menggunakan tisue untuk tetap menjaga kebersihan kulit. Bahkan bisa dikatakan penggunaan tisue semakin hari semakin meningkat. Dalam beberapa kesempatan, mungkin tisue bia digantikan dengan sapu tangan agar bisa menghemat tisue. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam pembuatan tisue harus mengorbankan pohon untuk ditebang sebagai bahan dasarnya. Dengan semakin seringnya menggunakan tisue, itu artinya semakin banyak pula pohon yang harus ditebang. Dengan semakin banyaknya pohon yang ditebang maka pasokan oksigen pun akan berkurang dan tidak ada yang menetralisir karbondioksida. Kalau sudah begitu, maka tentu saja akan berdampak pada lingkungan kita yang sering disebut dengan efek rumah kaca yang kemudian menyebabkan global warming . Tentu saja kita masih ingin melihat bumi kita dal

Email vs Kertas

Semua manusia di muka bumi ini pasti pernah mengalami yang namanya proses belajar. Belajar merupakan cara untuk mengetahui yang tadinya belum diketahui menjadi diketahui. Banyak cara yang ditempuh untuk belajar dan banyak pula hal yang ingin dipelajari. Entah itu belajar tentang hidup dengan cara melakoni peran masing-masing atau belajar di dunia yang sering kita sebut bangku formal. Nah, kalau membahas mengenai proses belajar mengajar di bangku formal tentu tidak lepas kaitannya dengan media yang digunakan dalam penyampaian materi pembelajaran hingga tugas-tugas yang harus dilakukan sebagai anak didik. Proses belajar mengajar di kelas semakin hari semakin mengalami pergeseran seiring dengan perubahan zaman. Di masa beberapa tahun silam, anak didik akan mendapatkan materi dengan menyalin apa yang ditulis oleh pengajar di papan tulis. Kemudian berganti ke masa dimana anak didik juga memiliki buku ajar yang sama dengan pengajar. Jadi, fungsi papan tulis mulai tergantikan dari yan