September dengan Kisahnya


Perjalanan ke bulan September terasa begitu singkat. Delapan bulan telah lewat dengan masing-masing kenangannya. Hari ini, di bulan ke sembilan tahun ini, aku ingin mengisahkan banyak kisah yang terekam hingga akhir September.

Awal September yang terasa begitu berat akhirnya berlalu. Mengapa berat? Karena ada beberapa agenda yang cukup penting. Dimulai dari persiapan menuju lomba news reader dan announcer wanna be. Aku dan kawan-kawan di EBS harus bersibuk-sibuk ria menyelenggarakan acara ini. Acara yang menjadi rangkaian dari ulangtahun EBS yang ke-26. Sudah tua juga ternyata kau, EBS. Kalau manusia, mungkin sudah saatnya kau hidup dengan keluarga barumu. Tapi kau radio, radio kampus. Radio kampus EBS FM Unhas. Sudah beberapa generasi yang kau hasilkan. Aku juga ada di antara generasi itu. Semoga kelak bisa menjadi penyiar radio yang tak mengecewakanmu untuk ilmu yang sudah kucuri darimu.

Baiklah. Kita kembali ke agenda. Setelah lomba, kesibukan tak berakhir di situ. Justru semakin bertambah. Lagi-lagi bagian dari rangkaian annivesary EBS, kali ini reuni akbar kru EBS. Tepatnya tanggal 27 September sabtu kemarin. Pelataran EBS menjadi lokasi reuni. Mendekor menjadi hal yang paling melelahkan. Sore hingga malam acara reuni berlangsung. Acara makan-makan memang hal yang paling dinanti-nanti. Kawan-kawan dari Tunas alias komunitas pantun Unhas yang baru saja resmi mendapat tempat sebagai salah satu UKM di Unhas juga ikut meramaikan malam reuni. Acara hiburan sulap hingga menyanyikan beberapa lagu. Anak-anak EBS seperti tak mau kalah, satu per satu ikut memperdengarkan suara mereka. Tentu aku tak termasuk di antara orang-orang itu. Yang kulakukan hanya duduk manis dengan sepiring potongan ketupat bersama berbutir-butir bola bakso yang bercampur dengan kuah. Nikmat sekali. Sembari menyaksikan aksi panggung dari siapa saja yang ingin tampil.

 Siang hari sebelum acara dimulai (Foto karpet merah duluan :D)



Bersama Agang Bebs (kawan2 seangkatan) :)

Siang hari di tanggal 27 September di tempat yang berbeda, aku juga turut menjadi panitia pelaksana talkshow bersama Mba Helvi Tiana Rosa “Ketika Mas Gagah Pergi”. Ini membuatku dilanda galau ingin menghadiri acara yang mana. Reuni akbar kru EBS yang sudah sangat lama dipersiapkan dan ditunggu-tunggu atau talkshow Mba Helvi Tiana Rosa yang baru seminggu dipersiapkan tapi menghadirkan sosok yang bisa dibilang sangat rugi jika melewatkan pertemuan dengannya. Salah satu penulis populer yang juga menjadi pendiri Forum Lingkar Pena, tempatku mengenal kawan-kawan yang hebat dalam dunia kepenulisan. Untunglah aku cukup pandai membagi waktuku. Pagi hingga siang sebelum acara reuni dimulai, aku mendatangi kawan-kawan di EBS yang sudah sejak malam menghabiskan waktunya untuk segala persiapan reuni. Kulakukan segala sesuatu yang bisa membantu. Mulai dari membereskan yang tak indah di pandang mata, mengikat balon-balon yang membuatku sedikit ngeri karena takut meletus, hingga memasang spanduk sebisaku –ini bukan hal mudah dilakukan oleh perempuan– tapi mau bagaimana lagi, ini salah satu sumbangan untuk beberapa jam kemudian keabsenanku di EBS karena harus kabur ke Auditorium Amiruddin.

Kudapati diriku sedang mengenakan almamater merah di antara orang-orang yang juga mengenakan hal sama. Aku resmi berganti posisi. Auditorium Amiruddin, I’m coming. Maaf kawan-kawan karena baru bisa menyapa kalian. Aku akhirnya bisa melihat langsung sosok Helvi setelah menunggu beberapa lama. Ia berjalan ke arah stage dengan senyum dan keramahannya. Kami, panitia dan seluruh peserta kemudian mendengarkan dengan seksama cerita di balik bukunya yang berjudul Ketika Mas Gagah Pergi, buku yang nantinya akan difilmkan.

Berdua dengan mba Helvi :)

Setelah talkshow berakhir, barulah momen yang kurasa paling dinanti oleh sebagian besar seisi auditorium, foto bersama mba Helvi. Berantakan dan sesak. Semua berebut ingin berdiri di dekat mba Helvi. Tantu aku juga tak mau kalah. Dengan menggunakan modus take vocal untuk radio kampus EBS, aku bahkan bisa mendapatkan momen berdua dengan mba Helvi. Take vocal lalu berfoto bersama tanpa harus berdesak-desakan. Haha.


Postingan populer dari blog ini

Aku Seorang Ambivert

Suamiku

eLPiDiPi Kali Kedua